Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Namaku Nadse, aku pernah mencintai seseorang dengan tulus. Tapi, semua ketulusan cintaku padanya berakhir sia-sia.
“Nadse, jangan sedih terus dong. Senyuum.” kata sahabatku dewi sambil mencari tisu di meja rias kamarku
“gue gak bisa dew, gue ga terima dia ninggalin gue, pergi gitu aja tanpa pamit.”
Fajar adalah seorang cowok yang sangat aku sayangi, dia pergi meninggalkanku tanpa alasan. Akupun baru tau kepergiannya setelah sehari dia pergi. Dia juga tak pernah mengabariku kenapa ia pergi. Yang ku tau, Fajar harus meninggalkan sekolah lamanya bersamaku karna dia di tuntut kedua orang tuanya untuk tinggal di pesantren , tepatnya di daerah lampung. Akupun terpukul mendengarnya.
“Nad, lo gak bisa terus-terusan mikirin Fajar kaya gini. Dia itu gamau
“tapi gue kecewa banget wi, lo ga ngerti perasaan gue.”
Sehari sebelum Fajar pergi, teman-teman sekelasku sebenarnya sudah tau akan kabar bahwa Fajar akan pindah dari sekolah. Tapi Fajar melarang mereka semua untuk memberitahuku dan merahasiakan semuanya. Ini juga karena Fajar gak ingin buat aku bersedih. Tapi justru malah sebaliknya .
***
Seminggupun berlalu, aku masih belum bisa menerima semua ini.
Disekolah rasanya sepi tak ada Fajar di sisiku yang biasanya setiap hari
menyapaku, tertawa bersama. Fajar juga tak pernah mengabariku dia menghilang
begitu saja. Sampai sekarang aku belum bisa memaafkannya sebelum aku tau
alasannya mengapa dia tak memberitahuku tentang kepergian dan kepindahannya ke
lampung. Aku mencoba melupakannya tapi aku tak bisa, perasaan ini menyiksaku.
Semakin aku mencoba melupakannya, semakin aku tak bisa menghapus kenangan Fajar
dari hatiku.
“Nad, maafin gue ya gue gak bilang sama lo . sebenernya gue udah tau Fajar mau pindah dari sekolah, tapi Fajar ngelarang gue buat bilang sama lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo pasti bisa dapetin yang lebih dari dia. Itu pesan Fajar buat lo.” Kata eza sahabatnya Fajar.
Saat eza bilang semua itu kepadaku entah mengapa, hatiku gak bisa menerimanya. Aku menyayangi Fajar, hanya Fajar yang selalu ada di hatiku, dan dia yang terbaik untukku. Itu menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo gak bilang sama gue dan harusnya lo tuh ngerti.”
“iya, maafin gue Nad. Gue salah, tapi mau gimana lagi Fajar udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang masih diam membisu diambang pintu kelasku. Aku gak mau mendengar semuanya lagi. Aku udah cukup kecewa dengan semua ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini, aku ingin kembali dan melihat Fajar untuk terakhir kali.
***
“Nad, maafin gue ya gue gak bilang sama lo . sebenernya gue udah tau Fajar mau pindah dari sekolah, tapi Fajar ngelarang gue buat bilang sama lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo pasti bisa dapetin yang lebih dari dia. Itu pesan Fajar buat lo.” Kata eza sahabatnya Fajar.
Saat eza bilang semua itu kepadaku entah mengapa, hatiku gak bisa menerimanya. Aku menyayangi Fajar, hanya Fajar yang selalu ada di hatiku, dan dia yang terbaik untukku. Itu menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo gak bilang sama gue dan harusnya lo tuh ngerti.”
“iya, maafin gue Nad. Gue salah, tapi mau gimana lagi Fajar udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang masih diam membisu diambang pintu kelasku. Aku gak mau mendengar semuanya lagi. Aku udah cukup kecewa dengan semua ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini, aku ingin kembali dan melihat Fajar untuk terakhir kali.
***
Pagi hari di kelas,
Seiring berjalannya waktu meskipun Fajar tak pernah mengabariku, dan mungkin dia sudah lupa denganku. Yaa, begitupun aku masih terus mencoba melupakannya. Hari-demi hari kujalani semuanya seperti normal dulu sebelum Fajar pindah dari sekolah ini. Aku hanya bisa mencoba untuk ikhlas dengan yang ku jalani sekarang. Andaikan ini semua mimpi, aku tak mau ini semua akan terjadi. Tetapi apa daya semuanya bukan mimpi, ini nyata.
“Nad...” panggil seseorang dari tempat duduk belakang dan ternyata itu eza , dia berjalan menghampiriku
“apaan za?’’ kataku
“sya, kemaren Fajar chat gue nanyain lo.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang sayang sama gue tapi apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue gatau kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama Fajar sama-sama sayang, tapi gak ada yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian kalo sama-sama gengsi. Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin gue juga enggak. Kalo gue disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan lebih milih enggak dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue malah kecewa banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
***
Seiring berjalannya waktu meskipun Fajar tak pernah mengabariku, dan mungkin dia sudah lupa denganku. Yaa, begitupun aku masih terus mencoba melupakannya. Hari-demi hari kujalani semuanya seperti normal dulu sebelum Fajar pindah dari sekolah ini. Aku hanya bisa mencoba untuk ikhlas dengan yang ku jalani sekarang. Andaikan ini semua mimpi, aku tak mau ini semua akan terjadi. Tetapi apa daya semuanya bukan mimpi, ini nyata.
“Nad...” panggil seseorang dari tempat duduk belakang dan ternyata itu eza , dia berjalan menghampiriku
“apaan za?’’ kataku
“sya, kemaren Fajar chat gue nanyain lo.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang sayang sama gue tapi apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue gatau kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama Fajar sama-sama sayang, tapi gak ada yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian kalo sama-sama gengsi. Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin gue juga enggak. Kalo gue disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan lebih milih enggak dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue malah kecewa banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
***
Hari terus berganti, meninggalkan semua kisah yang ada begitupun
kisah ku dengan Fajar , aku bertekat untuk melupakannya. Aku udah cukup kecewa
dengan semua ini. Setiap kali aku berdoa, mendoakannya untuk kembali bersama ku
lagi seperti dulu tapi itu semua tak mungkin. Aku memang mencintai Fajar,
tetapi tak pernah Fajar jujur akan rasa sayang dan cintanya kepadaku, selalu
eza yang bilang kepadaku setiap kali Fajar curhat kepadanya. Aku bingung dengan
semua ini, mencintai seseorang tanpa sebuah kepastian yang pasti.
Tuhan..... jika memang dia yang terbaik untukku, jagalah dia
disana tuhan...
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Setiap malam setiap ada kesempatan aku berdoa dan menangis,
akankah cintaku padanya akan kembali seperti dahulu menjalani hari-hari dengan
penuh canda maupun tawa. Cinta ini membunuhku...kau adalah mimpi takkan pernah
ku gapai.
***
***
Sebentar lagi liburan semester tiba, 6 bulan sudah berlalu.
Sebenarnya momen-momen itulah yang selama ini ku tunggu. Karna liburan sekolah Fajar
pasti pulang ke Jakarta dan ada kemungkinan kita akan bertemu lagi. Tetapi ,
mendengar kabar kalo Fajar pasti akan pulang ke Jakarta hatiku biasa saja.
Tidak ada getaran-getaran seperti dulu saat aku bersamanya, mungkin karena
selama 6 bulan ini aku sudah terbiasa tanpanya, yaa meskipun awalannya aku
sangat terpukul dan kecewa juga sedih. Tapi sekarang aku sudah mempunyai
seseorang yang bisa menggantikan hati Fajar di hatiku yaitu Adit sudah 6 bulan
juga aku mengenalnya. Aka datang di kehidupanku ketika hatiku sedang hampa dan
kosong tanpa arah. Dia menyembuhkan luka di hatiku, awalnya aku memang tak bisa
melupakan Fajar karna bagaimanapun juga Fajar akan selalu tinggal di hatiku.
Saat kepergian Fajar, Aka lah yang selalu menemani hari sepiku selama 6 bulan
aku mengenal Adit, bagiku dia adalah seorang cowok yang baik , pengertian, dan
sabar. Sudah 3 kali Adit menyatakan perasaannya padaku , tetapi tak pernah ku
jawab aku hanya bilang kepada Adit kalo aku masih mengejar sesuatu. Aka pun
mengerti, walaupun dia tak pernah tau aku masih menunggu seseorang , yaitu Fajar.
Dan Aka masih setia menunggu hatiku. Dan akupun janji akan menjawabnya, aku
menerima cintanya atau tidak saat ulang tahun Adit nanti.
***
***
Pagi di sekolah,
“besok kita bagi rapot Nad.” Kata dewi sahabatku
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.” Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh Nad, btw gimana perasaan lo sekarang sama Fajar?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Fajar lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue Nad, ya gue jawab lo baik. Fajar juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia gamau nyakitin lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Fajar? Fajar takut lo nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya Fajar gak pernah ada di samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting. Yang gue mau komitmen za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah bilang ataupun jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia, bisa aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue yakin za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi gue gak akan bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini Nad. Dia pengen ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue gamau nantinya keinget dia lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun gue belum jadian sama dia. Tapi kita udah deket semenjak Fajar ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“Adit namanya za, dia ganteng putih jago main basket dan juga jago futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana menjadi semakin hangat
“serius lo Nad?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue Nad sama lo Fajar disana banyak yang nembak dan banyak yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia banyak, terus dia tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
# Bel pun berbunyi
***
“besok kita bagi rapot Nad.” Kata dewi sahabatku
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.” Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh Nad, btw gimana perasaan lo sekarang sama Fajar?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Fajar lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue Nad, ya gue jawab lo baik. Fajar juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia gamau nyakitin lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Fajar? Fajar takut lo nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya Fajar gak pernah ada di samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting. Yang gue mau komitmen za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah bilang ataupun jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia, bisa aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue yakin za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi gue gak akan bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini Nad. Dia pengen ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue gamau nantinya keinget dia lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun gue belum jadian sama dia. Tapi kita udah deket semenjak Fajar ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“Adit namanya za, dia ganteng putih jago main basket dan juga jago futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana menjadi semakin hangat
“serius lo Nad?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue Nad sama lo Fajar disana banyak yang nembak dan banyak yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia banyak, terus dia tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
# Bel pun berbunyi
***
Pagi hari,
Hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu mama ku sudah bersiap-siap untuk mengambil rapotku. ketika sampai di sekolah , aku berpapasan dengan eza. eza tak melihatku mungkin dia gak sadar seseorang yang berpapasan dengannya itu aku. Setelah pembagian hasil rapot selesai ternyata alhamdullilah akhirnya aku masuk jurusan IPA, jurusan yang selama ini aku cari dan sudah aku rencanakan.
“Nad, tar abis bagi rapot main yuk.” Kata sari teman dekatku
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo emang belom?” tanyaku
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
***
Hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu mama ku sudah bersiap-siap untuk mengambil rapotku. ketika sampai di sekolah , aku berpapasan dengan eza. eza tak melihatku mungkin dia gak sadar seseorang yang berpapasan dengannya itu aku. Setelah pembagian hasil rapot selesai ternyata alhamdullilah akhirnya aku masuk jurusan IPA, jurusan yang selama ini aku cari dan sudah aku rencanakan.
“Nad, tar abis bagi rapot main yuk.” Kata sari teman dekatku
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo emang belom?” tanyaku
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
***
Siang hari,
“Nadse, ayok berangkat main.. anak-anak udah pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku naik motor di jemput oleh teman dekat ku sabi. Setelah beberapa menit sampai di rumah sabi, akhirnya kita semua main UNO
“sabi, si eza gak dateng?”
“gatau Nad, katanya mau pergi.”
Sabi adalah teman deketku juga , karna rumahnya adalah basecame kami, tempat kami berkumpul dan bercanda bareng
Tak lama sambil kita memainkan UNO , ada suara motor berhenti di rumah sabi. Ici temen ku keluar dan membuka pintu. Ku lihat dari arah jendela ternyata eza, tetapi disana ada seseorang lagi. Memakai helm dan sepertinya aku mengenalnya, Cuma dari jendela tidak terlalu kelihatan. Seseorang itu melepas helm nya dan ternyata... OMG ! batinku...... ternyata seseorang itu adalah...
“Nad, ada Fajar tuh.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh Tuhaan.... apa salahku, aku tak ingin bertemu dengannya. Tetapi sekarang kita malah di pertemukan. Apa ini takdirku Tuhan.. untuk bertemu dia lagi. Deg..... tiba-tiba saja terasa jantungku berhenti, getaran ini sudah lama tak kurasakan. Sangat berbeda sekali bila aku dekat dengan Adit, tidak ada getaran seperti ini. ada apa ini?” batinku
“sorry Nad, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Fajar.”
Aku dan Fajar hanya tersenyum tipis. Tapi aneh sikapnya Fajar, dia bener-bener berubah. Dia tak menyapaku. Bahkan menegurku itupun tidak. Apa yang terjadi Tuhan batinku. Apa dia sudah menemukan yang lain? Entahlah.... selama kita semua ngobrol, tetapi aku dan Fajar tidak juga saling tegur sapa, kenal.. tapi kaya ga kenal.. Fajar seperti orang asing dalam hidupku.
“Nad, Fajar kalian berdua diem aja..” ledek mereka
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik. Sama-sama cinta tapi malu-malu gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya cuek-cuekan kalo ketemu.”
Kenapa harus gue yang mulai duluan apa musti gue yang negur duluan? Siapa yang buat salah ? gue kah? Atau dia? Yang ninggalin gue siapa? Yang buat gue sedih siapa? Yang buat gue kecewa dan sakit hati siapa? Harusnya lo sadar Fajar ! batinku meringis.
“yaudah lah za, kalo mereka emang mau diem-dieman.” Kata sabi
Aku hanya tersenyum ke arah mereka yang menatapku juga Fajar. Setiap kali aku memergoki Fajar melirikku, dan aku juga meliriknya batinku nangis apa iya Fajar gak kangen sama aku, atau minta maaf? Tapi apa nyatanya... itu tidak sama sekali !! yang ku lihat dari sorotan matanya masih ada cinta dan rindu dihatinya. Akupun merasakan itu. Tatapannya, masih seperti dulu, dingin tetapi penuh arti dari sorotan matanya penuh keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa membunuh, mungkin aku sudah terkapar olehnya.
Akhirnya kita semua main UNO , mainan yang biasa kita mainin kalo gak ada mainan yang bisa dimainin . kita anak SMA tetapi masih main kartu UNO, yaa walaupun UNO buat semua umur. Eza pun membagikan kartu UNO nya. Dan kita semua main. Ternyata seiring berjalannya waktu, pertama sari keluar menang, disusul sabi, disusul eza, dan yang terakhir ici, yang salalu main UNO keringetan. Main UNO aja kok keringetan? Dan yang tersisa hanya aku dan Fajar. Permainan semakin menegang. Belom ada kepastian siapa yang menang aku ataupun Fajar.
“ayodong menangin Nad.” Teman-temanku menyemangatiku. Begitupun Fajar yang sibuk dengan kartu-kartunya .
“udeh lo pasti menang deh ar.” Kata eza yang malah membela Fajar di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ Fajar mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
aku pun kalah saat permainan itu. Tapi taapalah ini hanya sebuah permainan, akhirnya kita semua tertawa bersama.
bahagia itu sederhana ... walaupun aku dan Fajar tak saling tegur sapa bahkan saat bermain Fajar tak juga menatapku. Tetapi dengan melihat Fajar tersenyum atas kemenangannya padaku. Aku sudah senang.” #Bahagiaitusederhana aku mungkin saja melupakanmu ketika kau pergi, dan jauh disana..tetapi cinta, perasaan kembali ada ketika kau datang
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Karna hari sudah sore akhinya kita semua memutuskan untuk pulang. Pertemuan yang sangat singkat antara aku dan juga Fajar. Sampai pulang kita berdua juga gak ngobrol dan saling cuek-cuekan. Yaa... itulah Fajar dingin dan sangat cuek
***
“Nadse, ayok berangkat main.. anak-anak udah pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku naik motor di jemput oleh teman dekat ku sabi. Setelah beberapa menit sampai di rumah sabi, akhirnya kita semua main UNO
“sabi, si eza gak dateng?”
“gatau Nad, katanya mau pergi.”
Sabi adalah teman deketku juga , karna rumahnya adalah basecame kami, tempat kami berkumpul dan bercanda bareng
Tak lama sambil kita memainkan UNO , ada suara motor berhenti di rumah sabi. Ici temen ku keluar dan membuka pintu. Ku lihat dari arah jendela ternyata eza, tetapi disana ada seseorang lagi. Memakai helm dan sepertinya aku mengenalnya, Cuma dari jendela tidak terlalu kelihatan. Seseorang itu melepas helm nya dan ternyata... OMG ! batinku...... ternyata seseorang itu adalah...
“Nad, ada Fajar tuh.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh Tuhaan.... apa salahku, aku tak ingin bertemu dengannya. Tetapi sekarang kita malah di pertemukan. Apa ini takdirku Tuhan.. untuk bertemu dia lagi. Deg..... tiba-tiba saja terasa jantungku berhenti, getaran ini sudah lama tak kurasakan. Sangat berbeda sekali bila aku dekat dengan Adit, tidak ada getaran seperti ini. ada apa ini?” batinku
“sorry Nad, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Fajar.”
Aku dan Fajar hanya tersenyum tipis. Tapi aneh sikapnya Fajar, dia bener-bener berubah. Dia tak menyapaku. Bahkan menegurku itupun tidak. Apa yang terjadi Tuhan batinku. Apa dia sudah menemukan yang lain? Entahlah.... selama kita semua ngobrol, tetapi aku dan Fajar tidak juga saling tegur sapa, kenal.. tapi kaya ga kenal.. Fajar seperti orang asing dalam hidupku.
“Nad, Fajar kalian berdua diem aja..” ledek mereka
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik. Sama-sama cinta tapi malu-malu gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya cuek-cuekan kalo ketemu.”
Kenapa harus gue yang mulai duluan apa musti gue yang negur duluan? Siapa yang buat salah ? gue kah? Atau dia? Yang ninggalin gue siapa? Yang buat gue sedih siapa? Yang buat gue kecewa dan sakit hati siapa? Harusnya lo sadar Fajar ! batinku meringis.
“yaudah lah za, kalo mereka emang mau diem-dieman.” Kata sabi
Aku hanya tersenyum ke arah mereka yang menatapku juga Fajar. Setiap kali aku memergoki Fajar melirikku, dan aku juga meliriknya batinku nangis apa iya Fajar gak kangen sama aku, atau minta maaf? Tapi apa nyatanya... itu tidak sama sekali !! yang ku lihat dari sorotan matanya masih ada cinta dan rindu dihatinya. Akupun merasakan itu. Tatapannya, masih seperti dulu, dingin tetapi penuh arti dari sorotan matanya penuh keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa membunuh, mungkin aku sudah terkapar olehnya.
Akhirnya kita semua main UNO , mainan yang biasa kita mainin kalo gak ada mainan yang bisa dimainin . kita anak SMA tetapi masih main kartu UNO, yaa walaupun UNO buat semua umur. Eza pun membagikan kartu UNO nya. Dan kita semua main. Ternyata seiring berjalannya waktu, pertama sari keluar menang, disusul sabi, disusul eza, dan yang terakhir ici, yang salalu main UNO keringetan. Main UNO aja kok keringetan? Dan yang tersisa hanya aku dan Fajar. Permainan semakin menegang. Belom ada kepastian siapa yang menang aku ataupun Fajar.
“ayodong menangin Nad.” Teman-temanku menyemangatiku. Begitupun Fajar yang sibuk dengan kartu-kartunya .
“udeh lo pasti menang deh ar.” Kata eza yang malah membela Fajar di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ Fajar mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
aku pun kalah saat permainan itu. Tapi taapalah ini hanya sebuah permainan, akhirnya kita semua tertawa bersama.
bahagia itu sederhana ... walaupun aku dan Fajar tak saling tegur sapa bahkan saat bermain Fajar tak juga menatapku. Tetapi dengan melihat Fajar tersenyum atas kemenangannya padaku. Aku sudah senang.” #Bahagiaitusederhana aku mungkin saja melupakanmu ketika kau pergi, dan jauh disana..tetapi cinta, perasaan kembali ada ketika kau datang
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Karna hari sudah sore akhinya kita semua memutuskan untuk pulang. Pertemuan yang sangat singkat antara aku dan juga Fajar. Sampai pulang kita berdua juga gak ngobrol dan saling cuek-cuekan. Yaa... itulah Fajar dingin dan sangat cuek
***
Malam ,
Aku masih teringat pertemuan singkat tadi siang. Ini semua seperti mimpi ataukah aku bermimpi?? Sambil memeluk boneka dan tepar di atas kasur aku memutar kembali saat 6 bulan yang lalu , saat Fajar meninggalkanku, dan pergi begitu saja tanpa kabar. Dan sekarang dia ada disini menemuiku. Aku tak mengerti apa maksudnya
dret.. dret... ponselku bergetar, tanda sms masuk dan ternyata itu dari Adit.
“nadse.. malem.. apa kabar?”
“hei, baik kok Jar.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Adit, nad?”
Ya Tuhan.. aku lupa besok tanggal 26 adalah hari ulang tahunnya Adit. Untung saja aku sudah menyiapkan kado untuknya jauh-jauh hari.
“okey, besok Nadse dateng kok.”
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
***
Aku masih teringat pertemuan singkat tadi siang. Ini semua seperti mimpi ataukah aku bermimpi?? Sambil memeluk boneka dan tepar di atas kasur aku memutar kembali saat 6 bulan yang lalu , saat Fajar meninggalkanku, dan pergi begitu saja tanpa kabar. Dan sekarang dia ada disini menemuiku. Aku tak mengerti apa maksudnya
dret.. dret... ponselku bergetar, tanda sms masuk dan ternyata itu dari Adit.
“nadse.. malem.. apa kabar?”
“hei, baik kok Jar.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Adit, nad?”
Ya Tuhan.. aku lupa besok tanggal 26 adalah hari ulang tahunnya Adit. Untung saja aku sudah menyiapkan kado untuknya jauh-jauh hari.
“okey, besok Nadse dateng kok.”
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
***
Esok hari,
Jam 10:00 aka sudah sampai di depan pager rumahku. Aku pun pergi kerumahnya di boncengin naik motor ninja nya. Di perjalanan dan di pikiranku kosong, entah apa yang aku fikirkan dan akhirnya setelah beberapa menit di perjalanan kita pun sampai di perumahan blok A rumahnya Adit, disana sudah banyak temen-temennya yang berkumpul. Juga sahabat ku shasa.
“Jar. Ini kado buat kamu.”
“yaampun Nadse, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
Kado yang aku berikan untuk Adit adalah angsa-angsaan biru hasil kFajar ku sendiri, juga striminan yang bertulisan namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm ikut aku bentar yuk,” tanganku di gandeng Adit ke arah taman komplek dekat rumahnya. Aku tak mengerti apa maksudnya. Terlintas tiba-tiba di fikiranku. Aku lupa kalo aku berjanji akan menjawabnya iya atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem.. mau ngapain ya Jar?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab Adit
Sesampainya di taman yang indah dan penuh bunga berwarna-warni disana terpampang bunga matahari yang menjulang tinggi juga pohon anggur di sekeliling taman. Di temani teman-teman aka juga shasa sahabatku. Karna dialah aku bisa kenal dengan Adit, setelah kepergian Fajar 6 bulan yang lalu. Di tengah lapangan Adit melepaskan gandengannya.
“Nadse, bagaimana dengan jawaban kamu ?”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata Aka benar menagih janji itu. Aku tak tau kenapa bisa jadi begini. Awalnya aku memang sudah hampir bisa MOVE-ON dari Fajar, tapi apa? Fajar datang kembali di kehidupanku. Menemuiku walaupun itu tidak sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka cowok yang selama ini 6 bulan aku gantungi perasaannya masa iya aku tolak. Cinta diantara dua hati itu tidak mungkin! Aku mencintai Fajar juga Adit..
“Nadse, kok diem?” tanya Adit
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
Temen-temen aka yang menonton dan menyaksikan itu mereka semua menyoraki kita berdua... terima...... terima....... aku bingung saat itu.
“kamu nerima aku atau tidak Nadse... aku sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah beberapa menit aku berfikir, akhirnya
“iya Adit, Aku terima.”entah apa yang ku fikirkan tak sengaja aku mengucapkan kata-kata itu, terlambat sudah......
Yeeeeyyyy jadiaaaaan sorak mereka tambah ramai. Orang-orang yang ada di area taman bingung karena saat itu teman-temannya aka berisik dan rame. Meskipun saat itu aku malu. Aku memutuskan untuk menerima aka karna aku juga suka sama dia , walaupun aku masih mengharapkan Fajar untuk menjadi kekasihku. Tapi itu semua tidak mungkin , Fajar hanyalah mimpi bagiku takkan pernah ku memilikinya.
“makasih nadseeeeee..... ini boneka taddy bear buat kamu”
“iya... makasih yaa Adit.”
Aku tak menyangka akhirnya aku jadian juga sama aka, bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia memberiku boneka taddy bear berwarna warna pink, Teman-teman aka juga memberi memberi selamat ke kita berdua. Taman itu menjadi saksi cinta kita berdua.
***
Jam 10:00 aka sudah sampai di depan pager rumahku. Aku pun pergi kerumahnya di boncengin naik motor ninja nya. Di perjalanan dan di pikiranku kosong, entah apa yang aku fikirkan dan akhirnya setelah beberapa menit di perjalanan kita pun sampai di perumahan blok A rumahnya Adit, disana sudah banyak temen-temennya yang berkumpul. Juga sahabat ku shasa.
“Jar. Ini kado buat kamu.”
“yaampun Nadse, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
Kado yang aku berikan untuk Adit adalah angsa-angsaan biru hasil kFajar ku sendiri, juga striminan yang bertulisan namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm ikut aku bentar yuk,” tanganku di gandeng Adit ke arah taman komplek dekat rumahnya. Aku tak mengerti apa maksudnya. Terlintas tiba-tiba di fikiranku. Aku lupa kalo aku berjanji akan menjawabnya iya atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem.. mau ngapain ya Jar?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab Adit
Sesampainya di taman yang indah dan penuh bunga berwarna-warni disana terpampang bunga matahari yang menjulang tinggi juga pohon anggur di sekeliling taman. Di temani teman-teman aka juga shasa sahabatku. Karna dialah aku bisa kenal dengan Adit, setelah kepergian Fajar 6 bulan yang lalu. Di tengah lapangan Adit melepaskan gandengannya.
“Nadse, bagaimana dengan jawaban kamu ?”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata Aka benar menagih janji itu. Aku tak tau kenapa bisa jadi begini. Awalnya aku memang sudah hampir bisa MOVE-ON dari Fajar, tapi apa? Fajar datang kembali di kehidupanku. Menemuiku walaupun itu tidak sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka cowok yang selama ini 6 bulan aku gantungi perasaannya masa iya aku tolak. Cinta diantara dua hati itu tidak mungkin! Aku mencintai Fajar juga Adit..
“Nadse, kok diem?” tanya Adit
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
Temen-temen aka yang menonton dan menyaksikan itu mereka semua menyoraki kita berdua... terima...... terima....... aku bingung saat itu.
“kamu nerima aku atau tidak Nadse... aku sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah beberapa menit aku berfikir, akhirnya
“iya Adit, Aku terima.”entah apa yang ku fikirkan tak sengaja aku mengucapkan kata-kata itu, terlambat sudah......
Yeeeeyyyy jadiaaaaan sorak mereka tambah ramai. Orang-orang yang ada di area taman bingung karena saat itu teman-temannya aka berisik dan rame. Meskipun saat itu aku malu. Aku memutuskan untuk menerima aka karna aku juga suka sama dia , walaupun aku masih mengharapkan Fajar untuk menjadi kekasihku. Tapi itu semua tidak mungkin , Fajar hanyalah mimpi bagiku takkan pernah ku memilikinya.
“makasih nadseeeeee..... ini boneka taddy bear buat kamu”
“iya... makasih yaa Adit.”
Aku tak menyangka akhirnya aku jadian juga sama aka, bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia memberiku boneka taddy bear berwarna warna pink, Teman-teman aka juga memberi memberi selamat ke kita berdua. Taman itu menjadi saksi cinta kita berdua.
***
Kejadian kemarin telah berlalu. Kini aku sudah menjadi milik
orang lain . aku mungkin bisa belajar untuk menyayangi Adit, namun mungkin tak
sepenuhnya karna aku masih mengharapkan cintanya Fajar entah sampai kapan.
Baru sehari kami berdua jadian, berita itu sudah menyebar sampai ke kuping teman-temanku terutama Fajar. Fajar sudah mengetahui kalo aku sudah jadian , Fajar pun syok mendengar kabar tersebut yang datangnya dari eza. Eza adalah sahabatku sekaligus sahabat dan teman curhatnya Fajar . jadi apapun yang terjadi denganku pasti eza tau, dan bakal lapor ke Fajar.
Ponselku tiba-tiba berdering , ternyata ada tlp dari ici sahabatku.
“halo?” sapanya
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama Adit? Cowok yang sering lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, Fajar udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo Fajar nyusul jadian setelah lo jadian sama Adit?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja ponselku ku banting ke arah tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku ambil lagi dan kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo Nad?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.” Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini Fajar jadian Nad”
Deeeg......serangan itu kembali ada
“gak, gue gak tau? Emang dia hari ini jadian? Sama siapa?
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo, namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
sungguh aku tak percaya, dan hari ini tanggal 27, ternyata hari ini jugalah Fajar jadian sama pacarnya evina. Aku tak mengerti apa maksudnya Fajar dengan semua ini. Ataukah evina yang katanya mirip denganku itu Cuma sebagai pelampiasannya saja?ataukah Fajar bener-benar menyayanginya? Entahlah.
Kini semuanya tlah berakhir, meskipun aku tak mengerti jalan fikirannya Fajar. Tetapi aku yakin, dihati kecilnya Fajar meskipun sedikit saja, dia masih menyisihkan tempat untukku dihatinya dan menyimpan namaku dihati kecilnya.. begitupun aku, meskipun aku sudah mempunyai seorang kekasih , dan dialah yang membuatku menyadari. Menunggu itu tidak enak, apalagi orang yang kita tunggu gak pernah mencoba untuk meraih kita.sungguh menyakitkan. Mungkin Fajar sama sepertiku, menjalani semuanya tetapi tidak apa yang dia inginkan.
***
Baru sehari kami berdua jadian, berita itu sudah menyebar sampai ke kuping teman-temanku terutama Fajar. Fajar sudah mengetahui kalo aku sudah jadian , Fajar pun syok mendengar kabar tersebut yang datangnya dari eza. Eza adalah sahabatku sekaligus sahabat dan teman curhatnya Fajar . jadi apapun yang terjadi denganku pasti eza tau, dan bakal lapor ke Fajar.
Ponselku tiba-tiba berdering , ternyata ada tlp dari ici sahabatku.
“halo?” sapanya
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama Adit? Cowok yang sering lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, Fajar udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo Fajar nyusul jadian setelah lo jadian sama Adit?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja ponselku ku banting ke arah tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku ambil lagi dan kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo Nad?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.” Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini Fajar jadian Nad”
Deeeg......serangan itu kembali ada
“gak, gue gak tau? Emang dia hari ini jadian? Sama siapa?
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo, namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
sungguh aku tak percaya, dan hari ini tanggal 27, ternyata hari ini jugalah Fajar jadian sama pacarnya evina. Aku tak mengerti apa maksudnya Fajar dengan semua ini. Ataukah evina yang katanya mirip denganku itu Cuma sebagai pelampiasannya saja?ataukah Fajar bener-benar menyayanginya? Entahlah.
Kini semuanya tlah berakhir, meskipun aku tak mengerti jalan fikirannya Fajar. Tetapi aku yakin, dihati kecilnya Fajar meskipun sedikit saja, dia masih menyisihkan tempat untukku dihatinya dan menyimpan namaku dihati kecilnya.. begitupun aku, meskipun aku sudah mempunyai seorang kekasih , dan dialah yang membuatku menyadari. Menunggu itu tidak enak, apalagi orang yang kita tunggu gak pernah mencoba untuk meraih kita.sungguh menyakitkan. Mungkin Fajar sama sepertiku, menjalani semuanya tetapi tidak apa yang dia inginkan.
***
Tiba-tiba saja ponselku bergetar ternyata tlp masuk .
“halo?Nadse?Nad, hari ini Fajar mau pulang.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sabi yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di jakarta. Malah belom sempet kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo berdua kan udah sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi saling ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sab.”
“haha.. iya maaf” sabi tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya gak akan balik lagi.”
Deeegggg........... tiba-tiba saja air mataku mulai jatuh perlahan setelah mendengar kabar itu dadaku terasa sesak dan saat ini sulit untuk bernafas
“Nadd?” panggilnya
“Nadse? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak denger.”
“Fajar mau pindah dan tinggal di lampung selama 3 tahun. Dia gak akan balik lagi dan pastinya rumahnya yang disini mau di kontrakin.”
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
Sabi mengakhiri percakapannya , aku tak mengerti dengan semua ini.. lagi-lagi Fajar pergi dan ninggalin aku untuk kedua kalinya, tapi ini berbeda dia gak akan kembali. Ini semua tak mungkin. Ku putar lagu JKT48 - temodemo no namida, dan lagu itu yang menjadi lagu kita berdua dulu. Teringat aku dan Fajar sering menyanyikan lagu itu berdua.. di pekarangan sekolah sambil memainkan gitar
“halo?Nadse?Nad, hari ini Fajar mau pulang.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sabi yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di jakarta. Malah belom sempet kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo berdua kan udah sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi saling ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sab.”
“haha.. iya maaf” sabi tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya gak akan balik lagi.”
Deeegggg........... tiba-tiba saja air mataku mulai jatuh perlahan setelah mendengar kabar itu dadaku terasa sesak dan saat ini sulit untuk bernafas
“Nadd?” panggilnya
“Nadse? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak denger.”
“Fajar mau pindah dan tinggal di lampung selama 3 tahun. Dia gak akan balik lagi dan pastinya rumahnya yang disini mau di kontrakin.”
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
Sabi mengakhiri percakapannya , aku tak mengerti dengan semua ini.. lagi-lagi Fajar pergi dan ninggalin aku untuk kedua kalinya, tapi ini berbeda dia gak akan kembali. Ini semua tak mungkin. Ku putar lagu JKT48 - temodemo no namida, dan lagu itu yang menjadi lagu kita berdua dulu. Teringat aku dan Fajar sering menyanyikan lagu itu berdua.. di pekarangan sekolah sambil memainkan gitar
********
Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari tidurku, aku tak bisa berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku sembab dan layu seperti ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa yang ku tangisi. Cintanya? Ataukah karna Fajar yang ingin pergi? Entahlah..aku tak mengerti..Seharusnya aku seneng Fajar pergi dan gak akan kembali lagi, tapi apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah mempunyai seseorang kekasih begitupun Fajar.... Aku juga tak mengerti perasaanku gelisah tadi malam, tadi malam aku juga melihat Fajar tapi aku , aku tak ingat dia ada di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia datang memakai baju putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik. Jangan sedih, karna Fajar akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati Fajar.. mungkin Fajar gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering, ternyata ada tlp dari eza aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“Nad, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan Fajar pergi?”
“iya , gue udah tau dari sabi dia yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya Fajar yang aku fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat Nad penting gawat. Fajar barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku bergegas untuk mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk berangkat , tiba-tiba saja terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela ternyata itu eza, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam dan diam.
‘’Nad, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama Fajar, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan Fajar, padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin Fajar di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa Fajar?”
Hening........ aku tak mengerti kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“eza?’’ panggilku
“eza, Fajar kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah setengah jam di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah eza memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat Fajar dirawat. Aku dan eza melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di ruang kamar Fajar, aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa yang terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka yang sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar dari arah pintu kamar rumah sakit tempat Fajar dirawat. Aku diam dan tak menghampiri seseorang itu. Ku lihat eza sudah tidak ada disampingku. Aku seperti mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku. Dia itu Fajar? Apa dia itu Fajar? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran mengapa mereka semua masih menangis? Sedangkan Fajar? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu, seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak mengerti kemana bayangan itu pergi.
“nadseeee..... “ tiba-tiba ici menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici masih saja menangis di pelukanku
“Fajar Nad... Fajar.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“Fajar kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“Fajar itu udah gak ada Nadse, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar Fajar
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“Fajarrrr... aku menghampiri Fajar yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“Fajar, bilang ke gue kalo ini gak bener. Fajaraa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , Fajaraa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“Fajar, plissss Fajar gue mohon, jangan ninggalin Nadse dengan cara seperti ini natasya gamau ditinggal Fajar, Nadse sayang banget sama Fajar. Fajar bilang, kalo ini bohong, tangan Fajar dingin banget, Fajar sakit? Fajar kedinginan? Tadi Fajar baru aja senyum ke Nadse Fajarrrr bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan tangis, tangan Fajar saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan. Tetapi dokter langsung membawanya, ku lihat terakhir kali Fajar tersenyum padaku, ini mimpi? Katakan ini mimpi padaku.
“Nadse?’’ seseorang menarik tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia Nadse, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia Nadse, ini semua demi kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam pelukan seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah Adit, pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis, dan juga ku lihat eza sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku mengerti perasaan eza, dan juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi taman belakang rumah sakit.
“Adit udah denger semuanya sayang.”
“maafin Nadse, maafin Nadse.” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru Adit yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama Adit, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas Fajar pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... Adit melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di lampung, dia bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia pergi bersama orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren pas kamu main sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan Fajar sudah pulih tetapi , Fajar drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3 tahun untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya Fajar terpaksa pindah kesana, karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi Fajar seperti itu lampung-jakarta itu lumayan jauh.”
“selamaya 6 bulan, Fajar menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik Fajar sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain keluarganya sel. Maafkan aku, Nadse... seharusnya dari awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, Fajar mengetahui kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas Fajar tau kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya Nadse.ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku tk bisa menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan akupun kini harus membuka hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga ngerti kalo misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun aku masih sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
Aku terbangun dari tidurku, aku tak bisa berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku sembab dan layu seperti ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa yang ku tangisi. Cintanya? Ataukah karna Fajar yang ingin pergi? Entahlah..aku tak mengerti..Seharusnya aku seneng Fajar pergi dan gak akan kembali lagi, tapi apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah mempunyai seseorang kekasih begitupun Fajar.... Aku juga tak mengerti perasaanku gelisah tadi malam, tadi malam aku juga melihat Fajar tapi aku , aku tak ingat dia ada di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia datang memakai baju putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik. Jangan sedih, karna Fajar akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati Fajar.. mungkin Fajar gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering, ternyata ada tlp dari eza aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“Nad, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan Fajar pergi?”
“iya , gue udah tau dari sabi dia yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya Fajar yang aku fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat Nad penting gawat. Fajar barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku bergegas untuk mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk berangkat , tiba-tiba saja terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela ternyata itu eza, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam dan diam.
‘’Nad, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama Fajar, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan Fajar, padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin Fajar di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa Fajar?”
Hening........ aku tak mengerti kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“eza?’’ panggilku
“eza, Fajar kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah setengah jam di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah eza memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat Fajar dirawat. Aku dan eza melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di ruang kamar Fajar, aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa yang terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka yang sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar dari arah pintu kamar rumah sakit tempat Fajar dirawat. Aku diam dan tak menghampiri seseorang itu. Ku lihat eza sudah tidak ada disampingku. Aku seperti mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku. Dia itu Fajar? Apa dia itu Fajar? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran mengapa mereka semua masih menangis? Sedangkan Fajar? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu, seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak mengerti kemana bayangan itu pergi.
“nadseeee..... “ tiba-tiba ici menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici masih saja menangis di pelukanku
“Fajar Nad... Fajar.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“Fajar kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“Fajar itu udah gak ada Nadse, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar Fajar
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“Fajarrrr... aku menghampiri Fajar yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“Fajar, bilang ke gue kalo ini gak bener. Fajaraa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , Fajaraa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“Fajar, plissss Fajar gue mohon, jangan ninggalin Nadse dengan cara seperti ini natasya gamau ditinggal Fajar, Nadse sayang banget sama Fajar. Fajar bilang, kalo ini bohong, tangan Fajar dingin banget, Fajar sakit? Fajar kedinginan? Tadi Fajar baru aja senyum ke Nadse Fajarrrr bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan tangis, tangan Fajar saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan. Tetapi dokter langsung membawanya, ku lihat terakhir kali Fajar tersenyum padaku, ini mimpi? Katakan ini mimpi padaku.
“Nadse?’’ seseorang menarik tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia Nadse, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia Nadse, ini semua demi kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam pelukan seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah Adit, pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis, dan juga ku lihat eza sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku mengerti perasaan eza, dan juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi taman belakang rumah sakit.
“Adit udah denger semuanya sayang.”
“maafin Nadse, maafin Nadse.” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru Adit yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama Adit, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas Fajar pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... Adit melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di lampung, dia bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia pergi bersama orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren pas kamu main sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan Fajar sudah pulih tetapi , Fajar drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3 tahun untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya Fajar terpaksa pindah kesana, karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi Fajar seperti itu lampung-jakarta itu lumayan jauh.”
“selamaya 6 bulan, Fajar menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik Fajar sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain keluarganya sel. Maafkan aku, Nadse... seharusnya dari awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, Fajar mengetahui kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas Fajar tau kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya Nadse.ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku tk bisa menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan akupun kini harus membuka hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga ngerti kalo misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun aku masih sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
Tuhan... jika ini semua sudah menjadi jalan takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana buat Fajar Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Fajar sudah tidak ada di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup mata...
SELESAI
By : @mhmd_fjr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar