Fajar menghampiri Nadse yang
sedang duduk dan sedang asik makan cake strawberry. Karna memang kesukaannya
adalah cake strawberry. (maaf gan delusi nih wkw xD)
“enak gak cake nya?”tanya Fajar pada Nadse
“hem.. iya enak. Gue emang suka cake strawberry.” Sahut Nadse..
“iya gue tau kok. Gue kan temen sebangku lo.. yaa walaupun baru beberapa hari ini, gue juga sering liat lo bawa bekel cake sama susu coklat. Kaya anak kecil aja ya.” Di acak-acaknya poni cewek satu ini , Nadse.
“apasih Fajar… jangan iseng deh.” Oh iya lo gak mau ini cake nya?”
”udah lo aja” kembali Fajar menuju lapangan untuk bermain basket lagi
Nadse hanya diam membisu di ingat kembali masa lalunya bersama cowok yang iya sayang yang tega begitu
aja ninggalin dia . Fauzan namanya. Fauzan yang selama ini selalu buat dia tersenyum justru senyuman itu mampu
mengubahnya senyumannya
180 derajat menjadi tangisan . sifatnya yang dulu periang kini cepat bersedih
kalo ingat soal mantannya Fauzan. Tapi sekarang berbeda. Kini ada seseorang di
depan matanya yang mampu mengembalikan jati dirinya selama ini, yaitu Fajar.
Dia cowok yang baik dan care sama Nadse. Walaupun baru 3 hari Fajar duduk
sebangku dengannya.“hem.. iya enak. Gue emang suka cake strawberry.” Sahut Nadse..
“iya gue tau kok. Gue kan temen sebangku lo.. yaa walaupun baru beberapa hari ini, gue juga sering liat lo bawa bekel cake sama susu coklat. Kaya anak kecil aja ya.” Di acak-acaknya poni cewek satu ini , Nadse.
“apasih Fajar… jangan iseng deh.” Oh iya lo gak mau ini cake nya?”
”udah lo aja” kembali Fajar menuju lapangan untuk bermain basket lagi
Nadse hanya diam membisu di ingat kembali masa lalunya bersama cowok yang iya sayang yang tega begitu
aja ninggalin dia . Fauzan namanya. Fauzan yang selama ini selalu buat dia tersenyum justru senyuman itu mampu
“Nad ayo dong main basket.”
“gue gak bisa main basket tau.”
“yaudah sini, gue tau lo gak bisa maen basket ketauan kok dari tampang lo begitu tadi ngeliatin gue . terpesona ya? Ahhaha..” Fajar tertawa pelan tapi meledek.
“dih apaansih?” wajah Nadse terlihat memerah dan rona pipinya merah padam
“bercanda kok Nad yaudah coba lo masukin ke ring bola basketnya , tangan lo harus sejajar sama dahi lo. Pasti masuk kok.”
“ih gak bisa gue gak bisa .”
“coba, lo pasti bisa”
Nadse pun mencoba memasukkan basket itu ke ring. Dan nyatanya bola itu masuk. Setelah itu mereka pun bermain hingga larut sore. Di taman itu memang sepi. Hanya ada bunga-bunga matahari yang menjulang tinggi dan terik matahari dan jarang sekali pada jam-jam segini orang berlalu lalang dekat taman itu. apalagi taman itu tepatnya berada di perumahan dan Lapangan itu menjadi saksi bisu mereka berdua.
***
Kring… kring… tanda ponsel berbunyi . dan ternyata ponselnya Nadse bertanda sms masuk.
“Nadse, besok gue masuk. Gue udah sembuh.” Sms Farin sahabatnya.
Beberapa menit kemudian Nadse pun membalasnya.
“iya Rin, besok kita bisa sebangku lagi.” Dengan gembiranya Nadse bisa duduk lagi bareng Farin sahabatnya yang udah lumayan lama gak masuk sekolah karena sakit.
“yah, gak bisa. Gue duduk sama Elaine.. lo tetep duduk sma Fajar, anak baru itu.”
“what ? kenapa Rin?.”
“gue gak enak sama Fajar. Udah yaaa bye”
Mereka segera mengakhiri percakapan mereka di sms. Hari ini adalah hari minggu dan biasanya Nadse lebih memilih untuk dirumah.
Kring.. kringg….. tanda telepon berbunyi . dan ternyata nama di kontak nya itu Fajar . Nadse pun terkejut dia lupa kalau Nadse punya nomer telepon hp nya Fajar , dia ingat kalo Fajar pernah meminjam ponselnya saat di taman.
“haloo…?”
“iya kenapa Jar?” Tanya Nadse malas
“gue ganggu ya?”
“enggak kok, ada apa emangnya?”
“gue mau ngajak lo jalan. Mau gak?” pinta Fajar terhadap Nadse.
“kemana?”
“udah , nanti lo juga tau, kita ketemuan di sekolah ya? Karna gue gatau rumah lo . oke .. babay…”
Nadse segera mengakhiri percakapan singkat itu di ponselnya. Dia segera siap-siap untuk menuju ke sekolah dan pergi bersama Fajar. Sebenernya Nadse pun malas. Tapi karna hari ini adalah hari libur, jadi dia di bebaskan untuk pergi.
“mah, Nadse pergi sebentar ya. Dah maah..”
“ingat, jangan malem-malem pulangnya.” Pinta mamanya
Setelah Nadse berpamitan , dan iya segera pergi menuju sekolah. Nadse segera menuju sekolah dengan menggunakan bis , setelah beberapa menit iya menunggu bis tak juga datang.
“hai.. apa kabar.” Sapa seorang lelaki yang berhenti tepat di depannya
“iya?” Nadse tak mengenali lelaki ini karna dia memakai helm
“mau kemana?” Tanya lelaki itu
“mauu…. mau ke sekolah.” Jawab Nadse gugup.
“bukannya ini hari minggu?” Tanya lelaki itu lagi kepadanya
“maaf, anda siapa? Bisa tolong di buka helm nya?” pinta Nadse kepada lelaki itu
“masa kamu gak kenal sama aku?”
“tidak, aku gak tau.” Nadse diam mencoba mengingatnya. Suaranya, sapaannya sepertinya dia mengenali sosok lelaki ini . tapi apakah diaa……………
“aku Fauzan. Ingat kan?” di bukanya helm itu
Nadse tercengang, diam dan membisu. Lelaki ini yang dulu pernah menyakiti hatinya kini dia kembali, dan kini lelaki ini berada tepat di depannya.
“hei. Kok bengong. Haii,,” kembali sapa lelaki ini berulang kali
“Nadse hanya diam dengan pandangan kosong ke arah lelaki ini
“mau aku antar?”
“gak usah .” jawab bela singkat
“ayolah, dari pada nunggu bis kelamaan.. ayok bareng sama aku aja Nadse..” ajak Fauzan kepadanya
“baiklah, “ Nadse pun ikut dengannya dan segera pergi meninggalkan tempat itu
“Mau diantar kemana?” Tanya Fauzan kepadanya
“di depan sekolah saja.” Pinta Nadse
“oke, pegangan ya.. oh iya emang mau kemana?”
“kamu gak perlu tau.” Jawab Nadse sinis
“aku tau kamu marah ya sama aku kan.?”
“enggak.” Jawab Nadse singkat
“aku tau kamu marah. Mafin aku ya soal yang dulu-dulu itu.”
“ya.” Mereka pun berhenti di tempat tujuan . yaitu depan sekolah Nadse
Sebelum kedatangan Nadse, Fajar yang sudah lama menunggu di depan gerbang tadi melihat sinis kea rah mereka berdua. Nadse pun turun dari boncengan Fauzan. Nadse sebenarnya ingin berlama-lama kepada cowok ini , Fauzan. Tapi memingat dia pernah menyakiti hatinya Nadse jadi tak sudi berdekatan dengan cowo ini lagi. Serasa mereka sudah asing dan bahkan kaya gak pernah kenal.
“hai Jar, lama menunggu? Maaf tadi bis nya lama. Kebetulan ada Fauzan temen ku. Kenalin Jar.”
“hai gue Fajar.”
“ya gue Fauzan.” Mereka berdua berjaba tangan
“pacar baru kamu?” Tanya Fauzan kepada Nadse
“bukan urusan kamu lagi Zan. Ayok kita pergi Jar dari sini. Oh ya makasih Zan udah nganterin aku sampe sini.”
“oke, tapi tunggu dulu.” Teriak Fauzan kearah mereka. Fajar pun mematikan motornya
“Jar, boleh gue yang jalan sama Nadse?” pinta Fauzan pada Fajar
“hubungan kalian apasih sebenernya. Lagian gue udah ada janji sama Nadse.” Sahut Fajar
“bukan apa-apa .” kata Fauzan pada Fajar.
“baiklah, terserah Nadse mau pergi dengan siapa. Biar dia yang menentukan.”
“Nadse, sekarang kamu bilang mau pergi sama aku atau Fajar?”
Ini adalah pilihan terberat Nadse mau pergi dengan siapa. Sebenernya sungguh dia kangen sekali dengan Fauzan mantannya itu. 4 bulan ini mereka jarang sekali bertemu. Apalagi melihat perubahan di diri Fauzan yang tak begitu cepat berubah. Dia masih seperti dulu saat mereka bersama. Dia sopan, baik , tapi sungguh 4 bulan tak bertemu semenjak putus saat itu Nadse menemukan banyak perubahan.. Fauzan masih tetep ganteng seperti dulu.
“hemm, gue.. gue gatau.” Jawab Nadse
“gue mohon sama lo Nad, lo musti tentukan sekarang.” Pinta Fajar maupun Fauzan
“oke.. oke.. baik kalo itu mau kalian.”
“gue pergi sama Fauzan.”
“baiklah, yaudah jagain ya Zan Nadse nya. Walaupun gue ga tau hubungan kalian apa, tapi gue ngertiin ada kerinduan di mata kalian berdua. Oke. Gue pergi dulu.”
Fajar segera menancapkan gasnya sekencang mungkin . iya lupa memakai helm nya. Dan mungkin karna dia kecewa terhadap Nadse
‘‘mafin gue Jar,” batin Nadse terhadap Fajar.
“ayok naik, kita pergi.” pinta Fauzan. Mereka pun pergi dan telah meninggalkan gerbang sekolah
…….Kring… kring… tanda ponsel berbunyi . dan ternyata ponselnya Nadse bertanda sms masuk.
“Nadse, besok gue masuk. Gue udah sembuh.” Sms Farin sahabatnya.
Beberapa menit kemudian Nadse pun membalasnya.
“iya Rin, besok kita bisa sebangku lagi.” Dengan gembiranya Nadse bisa duduk lagi bareng Farin sahabatnya yang udah lumayan lama gak masuk sekolah karena sakit.
“yah, gak bisa. Gue duduk sama Elaine.. lo tetep duduk sma Fajar, anak baru itu.”
“what ? kenapa Rin?.”
“gue gak enak sama Fajar. Udah yaaa bye”
Mereka segera mengakhiri percakapan mereka di sms. Hari ini adalah hari minggu dan biasanya Nadse lebih memilih untuk dirumah.
Kring.. kringg….. tanda telepon berbunyi . dan ternyata nama di kontak nya itu Fajar . Nadse pun terkejut dia lupa kalau Nadse punya nomer telepon hp nya Fajar , dia ingat kalo Fajar pernah meminjam ponselnya saat di taman.
“haloo…?”
“iya kenapa Jar?” Tanya Nadse malas
“gue ganggu ya?”
“enggak kok, ada apa emangnya?”
“gue mau ngajak lo jalan. Mau gak?” pinta Fajar terhadap Nadse.
“kemana?”
“udah , nanti lo juga tau, kita ketemuan di sekolah ya? Karna gue gatau rumah lo . oke .. babay…”
Nadse segera mengakhiri percakapan singkat itu di ponselnya. Dia segera siap-siap untuk menuju ke sekolah dan pergi bersama Fajar. Sebenernya Nadse pun malas. Tapi karna hari ini adalah hari libur, jadi dia di bebaskan untuk pergi.
“mah, Nadse pergi sebentar ya. Dah maah..”
“ingat, jangan malem-malem pulangnya.” Pinta mamanya
Setelah Nadse berpamitan , dan iya segera pergi menuju sekolah. Nadse segera menuju sekolah dengan menggunakan bis , setelah beberapa menit iya menunggu bis tak juga datang.
“hai.. apa kabar.” Sapa seorang lelaki yang berhenti tepat di depannya
“iya?” Nadse tak mengenali lelaki ini karna dia memakai helm
“mau kemana?” Tanya lelaki itu
“mauu…. mau ke sekolah.” Jawab Nadse gugup.
“bukannya ini hari minggu?” Tanya lelaki itu lagi kepadanya
“maaf, anda siapa? Bisa tolong di buka helm nya?” pinta Nadse kepada lelaki itu
“masa kamu gak kenal sama aku?”
“tidak, aku gak tau.” Nadse diam mencoba mengingatnya. Suaranya, sapaannya sepertinya dia mengenali sosok lelaki ini . tapi apakah diaa……………
“aku Fauzan. Ingat kan?” di bukanya helm itu
Nadse tercengang, diam dan membisu. Lelaki ini yang dulu pernah menyakiti hatinya kini dia kembali, dan kini lelaki ini berada tepat di depannya.
“hei. Kok bengong. Haii,,” kembali sapa lelaki ini berulang kali
“Nadse hanya diam dengan pandangan kosong ke arah lelaki ini
“mau aku antar?”
“gak usah .” jawab bela singkat
“ayolah, dari pada nunggu bis kelamaan.. ayok bareng sama aku aja Nadse..” ajak Fauzan kepadanya
“baiklah, “ Nadse pun ikut dengannya dan segera pergi meninggalkan tempat itu
“Mau diantar kemana?” Tanya Fauzan kepadanya
“di depan sekolah saja.” Pinta Nadse
“oke, pegangan ya.. oh iya emang mau kemana?”
“kamu gak perlu tau.” Jawab Nadse sinis
“aku tau kamu marah ya sama aku kan.?”
“enggak.” Jawab Nadse singkat
“aku tau kamu marah. Mafin aku ya soal yang dulu-dulu itu.”
“ya.” Mereka pun berhenti di tempat tujuan . yaitu depan sekolah Nadse
Sebelum kedatangan Nadse, Fajar yang sudah lama menunggu di depan gerbang tadi melihat sinis kea rah mereka berdua. Nadse pun turun dari boncengan Fauzan. Nadse sebenarnya ingin berlama-lama kepada cowok ini , Fauzan. Tapi memingat dia pernah menyakiti hatinya Nadse jadi tak sudi berdekatan dengan cowo ini lagi. Serasa mereka sudah asing dan bahkan kaya gak pernah kenal.
“hai Jar, lama menunggu? Maaf tadi bis nya lama. Kebetulan ada Fauzan temen ku. Kenalin Jar.”
“hai gue Fajar.”
“ya gue Fauzan.” Mereka berdua berjaba tangan
“pacar baru kamu?” Tanya Fauzan kepada Nadse
“bukan urusan kamu lagi Zan. Ayok kita pergi Jar dari sini. Oh ya makasih Zan udah nganterin aku sampe sini.”
“oke, tapi tunggu dulu.” Teriak Fauzan kearah mereka. Fajar pun mematikan motornya
“Jar, boleh gue yang jalan sama Nadse?” pinta Fauzan pada Fajar
“hubungan kalian apasih sebenernya. Lagian gue udah ada janji sama Nadse.” Sahut Fajar
“bukan apa-apa .” kata Fauzan pada Fajar.
“baiklah, terserah Nadse mau pergi dengan siapa. Biar dia yang menentukan.”
“Nadse, sekarang kamu bilang mau pergi sama aku atau Fajar?”
Ini adalah pilihan terberat Nadse mau pergi dengan siapa. Sebenernya sungguh dia kangen sekali dengan Fauzan mantannya itu. 4 bulan ini mereka jarang sekali bertemu. Apalagi melihat perubahan di diri Fauzan yang tak begitu cepat berubah. Dia masih seperti dulu saat mereka bersama. Dia sopan, baik , tapi sungguh 4 bulan tak bertemu semenjak putus saat itu Nadse menemukan banyak perubahan.. Fauzan masih tetep ganteng seperti dulu.
“hemm, gue.. gue gatau.” Jawab Nadse
“gue mohon sama lo Nad, lo musti tentukan sekarang.” Pinta Fajar maupun Fauzan
“oke.. oke.. baik kalo itu mau kalian.”
“gue pergi sama Fauzan.”
“baiklah, yaudah jagain ya Zan Nadse nya. Walaupun gue ga tau hubungan kalian apa, tapi gue ngertiin ada kerinduan di mata kalian berdua. Oke. Gue pergi dulu.”
Fajar segera menancapkan gasnya sekencang mungkin . iya lupa memakai helm nya. Dan mungkin karna dia kecewa terhadap Nadse
‘‘mafin gue Jar,” batin Nadse terhadap Fajar.
“ayok naik, kita pergi.” pinta Fauzan. Mereka pun pergi dan telah meninggalkan gerbang sekolah
Setelah beberapa jam di perjalanan mereka pun sampai
“Zan, ngapain kita kesini?” Tanya Nadse
“sudah ayok masuk.” Mereka berhenti di sebuah puncak gunung tepatnya , dan di sana terdapat gazebo (saung-saungan) yang berdiri kokoh disana . di gazebo tersebut sudah di sediakan banyak makanan dan juga tempat duduk untuk mereka berdua. Sepertinya Fauzan memang sudah menyediakan ini semua dan memang sengaja mengajaknya kesini.
“Zan, maksud kamu apasih dengan semua ini?” Tanya Nadse
“yasudah, kamu makan dulu. Ngobrolnya nanti . aku tau kamu lapar karna kita kesini lebih dari satu jam perjalanan.”
Mereka akhirnya makan . Nadse membatin sungguh perasaan ini bercampur senang, sedih bahkan rasa kangen selama 4 bulan ini tak bertemu kini hilang. Tapi mengapa pertemuan kali ini terasa biasa aja di hati Nadse? Mengapa tak ada getaran-getaran seperti dulu saat mereka bersama?
“Nadse,” panggil Fauzan padanya dan memegang kedua tangannya
“ada apasih Zan?” Tanya Nadse penasaran
“aku ngajak kamu kesini karna aku ingin minta maaf sama kamu.” Fauzan mengeluarkan coklat dari sakunya
“ini coklat kesukaan kamu. Tadi aku beli dekat supermarket rumah kamu. Abis aku beli coklat ini, aku sebenarnya ingin langsung kerumah kamu. Karna aku tau biasanya kamu kalau hari minggu begini, lebih milih di rumah. Itupun dulu kalo aku gak ngjak kamu jalan. Tadi setelah beli coklat ini aku lihat kamu di sudut jalan. Terus aku nyamperin kamu.”
“iya makasih. Ternyata kamu masih ingat kesukaan aku.”
“oh iya maafin aku ya selama ini.”
“aku bilang aku udah maafin kamu Zan.”
“apa kamu masih sayang sama aku? Kamu mau kita balikan?” Nadse terdiam sesaat dan kemudian dia melanjutkan omongannya.
“Fauzan, maafin Nadse , Nadse gak bisa balikan sama Fauzan lagi. Kalo emang kamu sayang dan cinta sama Nadse, kenapa kamu baru datang ke aku sekarang. Sedangkan kita putus sudah lumayan lama, kamu tau? Kamu mutusin aku di saat sehari sebelum ultah ku. Padahal besoknya adalah hari terindahku, hari ulang tahun ku yang ke 16. Pada waktu hari itu tiba, aku pengen kamu ada di samping aku, nemenin aku. Tapii… apa nyatanya? Kamu gak ada, kamu pun gak ngucapin ke aku. Padahal Cuma kamu kado terindah saat ultah ku tiba.
.
.
.
(Next Episode)
by : @mhmd_fjr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar