Setelah dua minggu
berada didalam kelas yang sama dan duduk bersebelahan di satu bangku, tingkah
laku mereka berdua mulai berbeda. Mereka mulai menunjukan rasa kepedulian satu
sama lain. Teman-teman sekelasnya mengetahui hal itu.
Fajar dan Elaine menjadi bahan gosip terbesar di
sekolah itu. Banyak yang menggosipkan bahwa mereka berdua berpacaran. Mulai
dari anak kelas I, II, dan III.
Kabar itu pun diketahui oleh Fauzan. Fauzan merasa bahagia karena gossip itu. Ia memberi selamat kepada Fajar.
“Jar, selamat! Kamu sudah pacaran sama Elaine kan?”
“Siapa bilang? Jangan asal bicara..”
“Halah, mengaku sajalah sudah banyak siswa sekolah ini yang membicarakan itu..”
“Apa kamu tahu hal itu benar atau salah?” tanya Fajar.
“Tidak juga.. Tapi mereka semua menggosipkan kalian berdua Bro..”
“Kalau tidak tahu benar atau salah, jangan jadi sok tahu. Kami berdua hanya teman saja, tidak lebih. Tanya saja dia..” ucap Fajar sambil melirik ke Elaine.
“Emm Elaine, apa benar kalian berdua hanya teman?”
“Iyaa benar. Kami berdua cuman teman.."
“Tapi suatu saat kalian bisa benar-benar pacaran kan? Hahahaha..”
Elaine terdiam, begitu juga dengan Fajar. Mereka berdua tampak malu.
“Sudahlah. Kamu keluar sana. Mencampuri urusan orang lain saja, kurang kerjaan..” Fajar meminta Fauzan untuk keluar.
Kabar itu pun diketahui oleh Fauzan. Fauzan merasa bahagia karena gossip itu. Ia memberi selamat kepada Fajar.
“Jar, selamat! Kamu sudah pacaran sama Elaine kan?”
“Siapa bilang? Jangan asal bicara..”
“Halah, mengaku sajalah sudah banyak siswa sekolah ini yang membicarakan itu..”
“Apa kamu tahu hal itu benar atau salah?” tanya Fajar.
“Tidak juga.. Tapi mereka semua menggosipkan kalian berdua Bro..”
“Kalau tidak tahu benar atau salah, jangan jadi sok tahu. Kami berdua hanya teman saja, tidak lebih. Tanya saja dia..” ucap Fajar sambil melirik ke Elaine.
“Emm Elaine, apa benar kalian berdua hanya teman?”
“Iyaa benar. Kami berdua cuman teman.."
“Tapi suatu saat kalian bisa benar-benar pacaran kan? Hahahaha..”
Elaine terdiam, begitu juga dengan Fajar. Mereka berdua tampak malu.
“Sudahlah. Kamu keluar sana. Mencampuri urusan orang lain saja, kurang kerjaan..” Fajar meminta Fauzan untuk keluar.
Fauzan keluar kelas A sambil tertawa keras. Fajar dan Elaine masih terdiam kaku di dalam kelas. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Mereka menjadi canggung satu sama lain.
Bell pulang sekolah berbunyi. Semua siswa pulang kerumah masing-masing. Fajar yang tahu bahwa jalan pulang Elaine sama dengannya, mengajak Elaine untuk pulang bersama. Elaine dengan senang hati menerima tawaran itu. Mereka berjalan bersama sepulang sekolah. Tapi..
"Eh, kamu punya cowok belum sih?" kata Fajar.
"Emmm.. Belum kok. Kenapa?"
"Mau nggak jadi pacarku?" (langsung to the point wkwkw)
"Emm, aku suka kamu Jar. Tapi aku cuman anggep kamu sebagai sahabat aja nggak lebih. Maaf yaa.." tolak Elaine.
"Ohh, begitu ya. So, selama ini kamu anggep aku sahabat aja? Oke, oke. Nggak papa kok. Hhhihii.." kata Fajar dewasa.
"Sialan. Giliran aku suka cewek malah di tolak. Nasib.." batin Fajar.
Maka mereka berpisah dan ambil jalur pulang yang berbeda, karena gang yang mereka tuju tak sama. Sampai dirumah..
"Hey broo! Apa kabar?" kata seseorang dari Hp Fajar.
"Apaan sih? Siapa ya? Sok kenal. Nggak ada namanya lagi di hp ku.."
"Masak lupa? Aku Ikhsan! Temen SD dulu. Inget nggak?"
"Ikhsan? Ikhsan ? Hhahaha.." ejek Fajar.
"Iyyaa, iya. Giliran yang nggak jelas malah inget. Sial.."
"Ngapain telpon? Tumben banget?"
"Hhaha. Aku mau pindah ke sekolah mu bro! Kita satu sekolah lagi nanti.." jelas Ikhsan.
"Apa? Nggak usah, nggak usah. Cari sekolah lain aja sono! Bosen sama muka mu.."
"Sialan. Dasar nggak berubah. Terserahlah, pokoknya aku pindah kesana. Hhaha. Bye!"
Telpon pun ditutup oleh Ikhsan. Raut muka Fajar menjadi sinis karena ia harus bertemu teman lamanya yang suka mengganggunya itu. Tapi ia tak mau pikir panjang dan menambah beban pikirannya. Hari ini ia di tolak Elaine, dan besuk akan bertemu Ikhsan. Nasibnya seperti suatu kutukan. Ia pun mandi dan tidur untuk melupakan semua itu. (Ikhsan penganggu wkw XD)
(skip)
Hari baru tiba. Fajar bangun dari tidur kesiangan, pukul delapan pagi. Padahal, kemarin ia tidur sejak pukul lima sore. Yah, itulah kebiasaannya.
"Fajar! Jar! Bangun! Telat kamu nanti!" kata Ibunya.
"Ahh, biar. Aku nggak sekolah hari ini. Males!"
"Mulai kumat ya penyakit bolosnya? Besuk harus masuk!"
"Iyaaa!" teriak Fajar keras.
Ia melanjutkan tidurnya, melupakan yang kemarin, dan akan memulai yang baru hari esok. Sementara itu..
"Perkenalkan, aku murid baru disini. Namaku Ikhsan, salam kenal. Mohon bantuannya ya!" Ikhsan yang tidak lain teman Fajar dulu memperkenalkan diri.
"Ikhsan, kamu duduk di sebelah Elaine. Kebetulan Fajar tidak berangkat.." kata Pak guru.
"Iya Pak.."
"Sialan tuh anak. Tahu aku sekolah disini, dia malah nggak masuk.." batin Ikhsan. (wkwkw penganggu sih xD)
Ikhsan lalu sebangku dengan Elaine. Ia sedikit grogi mengetahui kalau Elaine itu gadis yang cantik. Ia ingin memulai pembicaraan, tapi ia bingung.
"Hey, kenalin aku Elaine.."
"Ohh, i.. iyaa, aku Ikhsan.." kata Ikhsan grogi.
"Kamu pindahan dari mana?"
"Aku dari Jogjakarta. Hhehe.."
Mereka berkenalan. Dan di hari itu, mereka sering mengobrol lalu mereka menjadi sangat akrab.
Fajar sudah seminggu tidak berangkat sekolah. Fauzan yang mencoba menemuinya ke rumah, tidak bisa bertemu dengan Fajar karena Fajar sudah lama tidak di rumah. Ibunya juga bingung, kemana perginya anak itu. Maka Fauzan pun pergi ke danau yang ada di dekat sekolahnya..
"Ternyata disini ya? Si anak nakal yang pemalas? Hhaha.."
"Apaan sih? Nggak jelas. Pergi sana.." kata Fajar.
"Njir! Bukannya disambut sebagai sahabat, malah di usir. Hhaha. Ada masalah ya?"
"Hmm. Nggak ada sih sebenernya, aku cuman pengin sendirian aja.."
"Udah seminggu nggak masuk sekolah, pasti ada sesuatu. Si Elaine jadi nggak ada saingannya setelah kamu jarang masuk. Semua pertanyaan dilibas dia, aku cuman kadang aja. Hhaha.."
"Dasar bodoh. Gitu aja nggak bisa.."
"Sialan, dibilang bodoh lagi. Eh, ada murid baru bro. Namanya Ikhsan. Lumayan asik sih orangnya. Enak juga kalau di ajak ngobrol.." jelas Fauzan.
"Dia udah masuk sekolah kita? Dia temenku SD kali.."
"Hah? Ciyuus? Miapah? Enelan? Oong kan?"
“Njir! Pergi aja sono! Alay! Huss! Huss!"
"Hhaha. Bercanda kali. Tahu juga kan gimana aku sebenernya? Hhaha.."
"Cerewet.."
"Hhhahahaha.."
Mereka berdua terus mengobrol sampai sore. Mereka sangat dekat walau bertemu dan berteman baru sejak SMP. Namun mereka sangat loyal satu sama lain. Fauzan pun juga bisa membujuk Fajar untuk pulang ke rumah dan berangkat sekolah lagi..
(skip)
Kamis datang. Fajar berangkat sekolah seperti biasa lagi. Tapi masih tetap dengan perasaan malas dan pemikiran kapan sekolah yang membosankan ini berakhir. Sesampainya di sekolah, ia bertemu Ikhsan. Dan saat itu, Ikhsan sedang bersama Elaine.
"Hey Jar!" panggil Ikhsan.
"Sial. Aku mau menghindar dari bocah itu, tapi malah ketahuan. Sialan." batin Fajar.
"Jar! Sini!" panggil Ikhsan lagi.
"Iyee, bentar. Cerewet banget.." kata Fajar sambil menghampiri Ikhsan.
"Kamu kenal Fajar, San?" tanya Elaine.
"Iya lah. Dia temenku waktu SD dulu.."
"Ada apa manggil aku? Ada kabar penting nggak?" tanya Fajar.
"Hhaha. Seperti dulu, langsung to the point. Nggak ada sih, pengin ketemu aja bro. Long time no see.."
"Ohh. Pengin ketemu doang? Sekarang udah ketemu kan? Yaudah, aku pergi ke ruang gudang dulu yaa? Bye San, Bye Elaine.."
"Eh, kamu nggak ikut pelajaran lagi?" tanya Elaine.
"Males ah. Kalau nggak salah fisika kan? Mending tidur dulu buat santai, belajarnya di rumah. Hhaha.." kata Fajar sambil lalu.
"Sial tuh anak. Dari dulu nggak berubah. Tetep aja pemalas. Prihatin aku.." kata Ikhsan.
"Iya San, kadang aku juga bingung. Dia nakal dan pemalas gitu, tapi pinternya dari mana ya? Kamu juga ngerti kan San?" terang Elaine.
"Hhaha. Yaa itulah dia. Pemalas yang konyol. Udah lah, ayo kita masuk kelas. Nanti keburu bell.."
Ikhsan dan Elaine pun masuk ke kelas. Pelajaran di mulai.
"Loh, mana Fajar? Bapak tadi lihat dia dateng ke sekolah. Sekarang kok nggak ada?" tanya pak guru.
"Fajar nya molor pak, di ruang gudang. Biasalah pak, dia nggak suka fisika.." kata Fauzan.
Semua murid kelas itu pun tertawa dengan setengah tidak kepercayaan.
"Sudah, jangan tertawa lagi. Bapak mau menemui dia dulu. Jangan bikin gaduh.."
Pak guru fisika yang terkenal killer itu pun menemui Fajar di ruang gudang.
"Fajar, Fajar bangun!" bentak pak guru.
Fajar masih tidur dengan pulas di kursi kayu cukup besar yang ada disana. Kepalanya hanya berbantalkan tas, namun tidurnya sangat pulas karena tempat itu memang sejuk dan terawat. Apalagi ruang itu berada di gedung paling belakang sekolah yang sebelahnya adalah danau tempat favoritnya.
Setelah lama membangunkan Fajar, anak itu akhirnya terbangun juga.
"Eh, bapak.. Hhehe, ada apa pak? Mau ikutan tidur di sini? Silahkan pak. Nanti Fajar pindah ke kursi sana. Hhehe.."
"Bukan! Dasar anak nakal! Sekarang pelajaran bapak, cepat masuk ke kelas!"
"Iya pak, bentar.."
"Udah cepat!"
Fajar di bawa ke kelas dengan di jewer telinganya. Sampai kelas ia di tertawakan oleh murid yang lain karena telinganya sangat merah.
"Sana, cari tempat duduk. Cepat!"
"Iya pak. Sakit nih kupingku.."
"Dasar guru botak. Bisanya marahin murid aja. Njir!" batin Fajar.
Ia menghampiri bangku Elaine sambil memegang telinganya dan kadang memejamkan mata karena sakit. Tapi..
"Heh! Ngapain kamu disini bro? Pindah sono.." kata Fajar sambil menunjuk Ikhsan.
"Hhaha. Selama nggak masuk, aku duduk sini.."
"Udah pindah sono, cari tempat lain.." perintah Fajar.
"Nggak mau, aku maunya deket Elaine. Hhahaha.."
"Ohh.. There must be love yee San? Dasar bocah.."
"Fajar! Cepat kamu cari bangku! Malah ngobrol nggak jelas.." kata pak guru.
"Iyaa pak, bentar.."
Murid kelas itu semuanya tertawa melihat tingkah Fajar. Fajar cuek saja. Ia melihat bangku-bangku dari depan kelas. Ia melihat bangku di samping Fauzan ternyata kosong. Fauzan dipindahkan ke kelas A, ia mulanya dari kelas B. Dengan muka sinis, ia pergi dan duduk disana.
"Hhaha. Kembali lagi bro? Sahabat memang nggak bisa dipisahkan.." kata Fauzan.
"Cerewet. Terpaksa doang.." (wkwwk sorry sorry zan xD)
"Ayo kita mulai pelajaran. Kalian siapkan buku.." perintah pak Guru.
"Bro, mana buku mu? Tas mu juga nggak ada?" tanya Fauzan.
"Oh, iya. Ketinggalan di gudang sana. Sial. Biarlah, males ngambil aku.."
"Fajar! Mana buku kamu!" teriak pak guru.
"Ketinggalan di gudang pak.."
"Ambil sana cepat! Apa perlu Bapak jewer lagi kupingmu yang satunya?"
Hhahaha. Murid tertawa semua.
"Iya pak, aku ambil.."
Fajar lalu mengambil tasnya. Ia keluar kelas dan pergi ke gudang.
"Apa aku tidur lagi aja ya? Enak kali ya? Hhaha. Tapi nanti di jewer dan ke BK lagi. Sialan.." batin Fajar.
Sambil berjalan ke gudang, ia berpapasan dengan salah satu murid di siswa itu yang berasal dari kelas lain. Gadis itu menuju ke kamar mandi.
"Wah, siapa ya dia? Kayaknya kakak kelas deh? Lumayan juga sih. Kok aku baru tahu yaa?" pikir Fajar.
Fajar lalu mengikuti gadis itu.
"Hey, hey, maaf. Boleh kenal nggak? Nama kamu siapa? Murid baru ya?"
"Boleh, aku Andela. Aku nggak murid baru kok. Aku daftar tahun ini.." kata Andela.
"Wahh, kok aku baru tahu ya? Hmm.."
"Yaudah ya, aku mau ke kamar mandi dulu. Udah kebelet nih. Bye!" Andela lalu meninggalkan Fajar.
"Sial. Sebentar banget ngobrolnya. Lumayanlah tapi. Kemana aja ya aku ini? Ternyata banyak gadis yang wow disini.. Hmm. Eh, aku tadi mau kemana ya? Oiya ding, ambil tas. Sial, lupa. Musti cepet nih sebelum pak botak dateng.."
Ia melanjutkan jalannya sambil tersenyum sendiri..
~ Tunggu Part Selanjutnya ~
Best casinos in South Africa | JTM Hub
BalasHapusBest casinos in South Africa · 사천 출장마사지 Betwinner · 안성 출장샵 Mybet Casino · Casino.co · Betwinner 전라남도 출장마사지 · Betwinner.co · Betwinner · 포천 출장안마 Mybet Casino.co 양주 출장안마 · Mybet